
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) hari ini, Kamis (8/11) menggelar seminar sehari dengan tema "Layanan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (TIK) dalam Menunjang Keberhasilan Pendidikan di Indonesia". Seminar digelar di Gedung A Kemdikbud, Senayan Jakarta. Sejumlah narasumber seperti praktisi TIK Roy Suryo, pembicara dari PT Telkom Indonesia, PT Microsoft Indonesia dihadirkan dalam seminar ini. Peserta seminar sehari tersebut antara lain guru-guru dari provinsi-provinsi di seluruh Indonesia, peserta dari balai-balai TIK provinsi, dan lain-lain.
Seminar tentang TIK Pendidikan ini dalam rangka menyosialisasikan kebijakan dan program e-pendidikan di tingkat pusat maupun daerah, ujar Kepala Pustekkom Ari Santoso. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam memanfaatkan teknologi informasi secara inovatif dan tepat guna dalam pembelajaran.
Praktisi TIK sekaligus anggota DPR dari Komisi I, KRMT Roy Suryo Notodiprojo dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Selain itu Roy Suryo mengungkapkan bahwa pengajaran bidang TIK, ilmu alam dan bidang-bidang lain ada baiknya menggunakan pendekatan pembuktian terbalik. "Peserta didik ada baiknya diajak melihat ke hal-hal praktis terlebih dahulu, baru kemudian melihat sisi teorinya," ujarnya. Roy Suryo juga mengungkapkan bahwa kemajuan TIK memiliki sisi positif dan negatif, oleh karena itu guru-guru diajak untuk mengembangkan sisi positifnya kepada anak didiknya.
Sementara itu Tony Seno Hartono dari PT Microsoft Indonesia membawakan materi tentang trend belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan apa saja. Tony menjelaskan bahwa di masa mendatang, pembelajaran secara virtual akan terus berkembang. "Pembelajaran model ini memungkinkan peserta didik dan pendidik tidak berhadapan secara fisik, namun proses belajar mengajar tetap berlangsung," kata Tony. Pembelajaran masa depan ini menjadi tantangan bangsa Indonesia untuk memanfaatkannya secara bijaksana.
Sumber : Kemdiknas