
Pada era global dan modern seperti sekarang ini, di mana tekhnologi dan informasi telah berkembang demikian pesatnya, ditambah semakin dekatnya kita dengan batas pemberlakuan NAFTA (North American Free Trade Agreement), berimbas pada adanya tuntutan terhadap setiap individu untuk bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.
Hal ini berimbas pula pada adanya tuntutan kepada institusi pendidikan sebagai agent of change untuk bisa beradaptasi dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan zaman. Di sini pendidikan dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan – lulusan yang mampu menguasai tekhnologi dan informasi serta memiliki wawasan
Adabeberapa kriteria di mana keberadaan sebuah institusi pendidikan akan memperoleh pengakuan dari publik. Antara lain yaitu jika dia menghasilkan alumni dengan nilai akademik tinggi, mampu meraih prestasi dalam berbagai kejuaraan, dan juga memiliki hubungan yang sinergis dengan masyarakat (wali murid dalam arti sempit)
Betapa banyak institusi pendidikan berdiri di negeri ini, namun yang mendapat pengakuan dari masyarakat jumlahnya sangatlah sedikit. Hal ini terjadi karena institusi pendidikan hanya berjalan apa adanya tanpa mau berbenah dan mengadakan penyesuaian dengan perkembangan jaman. Institusi – institusi pendidikan seperti inilah yang nantinya akan ditinggalkan oleh masyarakat sebagai konsumen. Hidup segan mati tak mau. Itulah istilah yang tepat untuk Institusi – institusi pendidikan yang keberadaannya tidak diakui masyarakat. Dibubarkan sayang, dipelihara
Untuk itu sebuah institusi pendidikan haruslah bisa memposisikan dirinya sebagai sebuah lembaga yang unggul dan benar – benar menjadi agent of change yang dapat menghasilkan out put yang sesuai dengan tuntutan jaman. Hal yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah madrasah unggulan itu ? Bagaimana kriteria madrasah dinamakan sebagai madrasah unggul ? Apa saja faktor pendukung terciptanya madrasah unggulan ?
Madrasah
Sering kali kita mendengar madrasah A adalah madrasah unggulan, madrasah B adalah madrasah favorit dan madrasah C madrasah yang tidak favorit. Dari lontaran – lontaran seperti itu dapat disimpulkan bahwa yang namanya masyarakat ternyata memiliki kepekaan terhadap keberadaan sebuah madrasah dan memiliki daftar penilaian global tentang sebuah madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan sebuah madrasah selalu berada dalam pengawasan masyarakat. Jadi tanpa melakukan publikasi besar – besaran pun jika sebuah madrasah memiliki prestasi lebih baik daripada madrasah lain maka dengan sendirinya madrasah itu akan mendapat pengakuan dari
Untuk era global seperti sekarang ini sebuah madrasah 'dianggap' unggul jika memiliki fasilitas yang serba canggih dan mutaakhir (semua serba komputerisasi) kalau tidak memiliki fasilitas tersebut maka madrasah tersebut dianggap ketinggalan jaman dan tidak unggulan. Padahal madrasah unggulan tidaklah sesederhana itu. Sebuah madrasah dianggap unggul jika mampu menciptakan lulusan (output) yang unggul di berbagai bidang. Atau mampu melahirkan lulusan yang diterima di jenjang pendidikan di atasnya yang mendapat pengakuan di masyarakat. Atau juga meluluskan tenaga kerja terampil dan siap
Lulusan unggulan atau ideal adalah lulusan yang :
ý Memiliki sikap keagamaan yang lurus
ý Memiliki kepribadian yang utama
ý Memiliki jasmani yang kuat
ý Memiliki nilai akademik yang tinggi
ý Memiliki ketrampilan kerja khusus
ý Menguasai tekhnologi dan sarana informasi
ý Diterima di jenjang pendidikan favorit di atasnya
Apabila ada salah satu kriteria di atas hilang, maka hilanglah nilai ideal dari seorang lulusan. Sebuah madrasah dikatakan unggulan jika mampu mencetak lulusan (output) yang memiliki kriteria di atas.
Kriteria Madrasah
Pendidikan adalah merupakan sebuah proses perlakuan terhadap pendatang (input) dalam upaya perubahan mengarah peningkatan segala bidang mulai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga menghasilkan lulusan (output) yang sesuai dengan kompetensi tamatan pada sebuah jenjang pendidikan. Namun pendidikan bukanlah pertunjukan sulap yang dengan mengucapkan "simsalabim" sebuah kertas berubah menjadi seekor merpati atau kelinci. Dan pendidikan bukan pula sebuah pabrik yang mengolah bahan mentah untuk kemudian mengubahnya menjadi barang jadi sebagai produk, karena pendidikan mengolah peserta didik (dalam hal ini adalah seorang anak manusia) yang tidak bisa diperlakukan sama seperti benda mati layaknya bahanbaku mentah sebuah pabrik pengolahan untuk kemudian dirubah menjadi barang jadi yang siap
Sebuah perusahaan dikatakan bonafid dan unggul jika mampu memproduksi barang yang memiliki kualitas yang mampu memuaskan konsumen. Demikian juga pendidikan, dikatakan unggulan jika mampu menciptakan lulusan yang memberi kepuasan pada konsumen (baca masyarakat). Sebuah perusahaan akan mampu memproduksi barang bermutu, jika dia didukung oleh beberapa faktor yang harus ada pada perusahaan
Kita ambil sebuah contoh perusahaan atau pabrik otomotif Honda atau Yamaha atau produsen otomotif lain yang dikatakan unggul. Semua dikatakan unggul karena memiliki faktor - faktor pendukung. Memiliki mesin produksi dengan tekhnologi yang mutaakhir, memiliki tenaga kerja yang berkualitas, senantiasa mengeluarkan produk yang bermutu tinggi (teruji, awet dan memiliki kelebihan masing – masing), senantiasa melakukan inovasi produk, semua itu tidak akan terjadi jika bahan baku yang dipakai tidak memiliki kwalitas
Demikian pula sebuah madrasah, akan dikatakan unggul jika mampu mencetak lulusan yang memuaskan masyarakat, dan itu akan dapat terwujud jika madrasah didukung berbagai faktor yang harus ada pada madrasah tersebut. Yaitu memiliki ;
Dengan adanya faktor – faktor di atas maka konsep sebuah madrasah unggulan akan tercapai dengan tercetaknya lulusan – lulusan bermutu tinggi.
a. Proses Belajar Mengajar Tepat Guna pondasi kokoh madrasah
Proses Belajar Mengajar adalah komponen inti dari sebuah proses pendidikan. Yaitu proses perlakuan terhadap peserta didik ( input ) dalam rangka mengubah ke arah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga dapat menghasilkan lulusan (output) sesuai dengan tujuan yang
Sebagaimana sebuah perusahaan produksi, proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi dengan kwalitas tunggi akan terlaksana dengan baik jika memiliki sarana mesin produksi yang memadai, dijalankan oleh tekhnisi yang profesional, dan juga mengambil bahan mentah dengan kwalitas tinggi. Kalau salah satu hilang, maka proses pengolahan akan mengalami kendala dan proses produksi tidak akan berjalan dengan baik, serta produknyapun akan berkwalitas tidak sesuai dengan
Demikian juga proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan, jika ingin berjalan dengan baik maka ada syarat – syarat yang harus dipenuhi.
b. calon siswa (input) yang
Sebagaimana bahan mentah dalam pabrik pengolahan, calon siswa dalam pendidikan juga harus memiliki kualifikasi tertentu. Karena input yang baik berimbas pada baiknya proses belajar mengajar yang pada akhirnya juga berimbas pada bagusnya lulusan (
Siswa dengan kualifikasi tiga ranah pendidikan (kognitif, afekti, dan psikomotorik) yang baik; memiliki motifasi belajar yang tinggi, dan jika mendapat perlakuan pendidikan yang baik maka akan menghasilkan output yang unggul. Baik dalam hal akademik maupun non
Namun sebaliknya jika calon siswa yang dimiliki berkwalitas dibawah standar dan ditambah tidak memiliki motivasi belajar, maka sebaik apapun guru, sarana dan prasarana yang dimiliki sebuah madrasah, hal itu tidak akan menghasilkan output yang maksimal dalam kwalitas.
c. Guru profesional dan kompeten pelaksana proses belajar
Guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Pada dua dasa warsa yang lalu mungkin dianggap berlaku dalam masyarakat, hal ini dikarenakan pada waktu itu guru adalah sosok manusia yang dianggap serba bisa dan harus senantiasa diteladani. Ini menunjukkan bahwa guru pada waktu itu adalah titik sentral sebuah proses belajar mengajar. Dan juga menunjukkan bahwa keberadaan guru adalah sumber informasi.
Berbeda dengan sekarang ini, di mana seorang guru bukanlah satu – satunya sumber inormasi. Karena sekarang peserta didik memungkinkan menggali informasi dari berbagai sumber. Terlebih lagi tekhnologi dan informasi sekarang ini telah mengglobal dan berkembang pesat. Sehingga informasi dapat tersebar dengan demikian cepat. Bahkan jika tidak menyesuaikan dengan perkembangan jaman seorang guru bisa jadi 'tidak lebih pandai' dari anak
Oleh karena itu, pada era sekarang ini sebuah madrasah haruslah memiliki guru yang profesional. Dalam arti dia harus memiliki kualifikasi khusus, kompeten dalam bidangnya, dan memiliki wawasan yang luas. Dan yang penting juga madrasah harus memiliki jumlah guru dengan proporsi jam mengajar yang seimbang. Karena seprofesional apapun seorang guru jika dibebani tugas yang berlebihan maka hasilnyapun akan kurang maksimal.
d. Sarana Prasarana sebagai pendukung
Sebuah lembaga pendidikan dikatakan bagus jika memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Tidak harus dengan gedung megah bertingkat. Yang penting memiliki jumlah ruangan dan ukuran yang cukup, memiliki perangkat penunjang dengan jumlah dan kwalitas yang memadai, dan memiliki tenaga pengelola yang terampil dan
Hal ini akan mendukung proses belajar mengajar yang hendak dilaksanakan oleh seorang guru. Ruangan yang sedikit atau sempit akan menjadikan proses belajar mengajar tidak berjalan maksimal. Demikian juga ketika tidak memiliki perangkat atau alat yang dibutuhkan dalam sebuah proses belajar mengajar atau memiliki namun kwalitasnya kurang juga akan mengurangi efektifitas proses belajar mengajar.
e. Management berwawasan global dan progresif serta pandangan jauh ke
Jika sebuah madrasah memiliki management yang apa adanya atau "waton mlaku" maka sebuah madrasah akan menjadi lembaga pendidikan yang stagnan dan jalan di tempat. Sebuah madrasah haruslah memiliki management yang bervisi jauh ke depan dan harus senantiasa mengikuti arus perkembangan tekhnologi dan informasi, kalau madrasah tidak mengarah ke sana maka dia harus siap untuk ditinggal konsumen (baca:
Sebuah madrasah harus memiliki visi jauh ke depan. Mengapa ? karena pendidikan yang dilaksanakan sekarang adalah digunakan oleh anak untuk menjalani jaman di masa mendatang. Jadi sudah seharusnyalah para pelaku dan praktisi pendidikan memiliki visi ke depan dan bukan berpikir untuk waktu sekarang. Kalau pendidikan diarahkan untuk waktu sekarang maka siswa akan mengalami 'keterkejutan' sosial, gagap teknologi dan merasa ketinggalan jaman.
f. Adanya partisipasi dari
Masyarakat sebagai konsumen pendidikan mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan sebuah madrasah menjadi lembaga yang unggul. Karena masyarakatlah yang menikmati hasil dari sebuah proses pendidikan. Dan dari masyarakat pulalah dapat diketahui arah pendidikan seperti apakan yang diinginkan.
Oleh karena itu, hendaklah sebuah madrasah melibatkan masyarakat ( baca comite madrasah ) dalam penyusunan program madrasah, sehingga apa yang diinginkan masyarakat dapat teraspirasi. Namun hal ini jangan sampai berubah menjadi sebuah proses intervensi pihak – pihak tertentu terhadap program madrasah.
g. Ekstra kurikuler sebagai ajang apresiasi potensi diri
Salah satu pengakuan masyarakat terhadp sebuah madrasah adalah ketika sebuah madrasah mampu meraih prestasi dalam berbagai kejuaraan atau perlombaan. Hal ini menjadikan sebuah madrasah dituntut untuk memiliki wadah untuk menjembatani ke arah itu, yaitu dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler.
Ekstra kurikuler menjadi sebuah hal yang harus ada, sebagai tempat mengasah bakat dan minat siswa dalam berbagai bidang. Sebuah madrasah haruslah membuat program ekstra kurikuler yang tertata mulai dari jenis kegiatan, pelaksanaan kegiatan sampai pada pembina dan pelatih pada masing – masing bidang.
Mata bidang ekstra kurikuler hendaknya dipilih dengan menilai bernilai jual apa tidak, atau diperhatikan ada dan tidaknya even kejuaraan dari mata bidang tersebut. Ketika sebuah bidang ekstra diminati oleh masyarakat luas maka hendaknya diambil. Atau cabang olah raga yang sering diadakan pertandingan dan kejuaraan itupun hendaknya diprogramkan.
Dengan sebuah harapan mampu meraih prestasi dalam perlombaan dan kejuaraan tersebut. Ketika sebuah madrasah mampu berprestasi dalam kejuaraan dan perlombaan, maka dengan sendirinya akan mendapat pengakuan sebagai madrasah berprestasi atau unggulan.
h. Anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
Jer basuki mawa bea itulah istilah yang sering kita dengar, yang artinya segala sesuatu adalah membutuhkan dana. Demikian juga sebuah proses pendidikan. Sebuah madrasah dalam melaksanakan program pun tak bisa lepas dari yang namanya dana.
Tanpa dana yang mencukupi segala macam kebutuhan baik isik maupun non fisik tidak akan terpenuhi. Sarana dan prasarana akan tidak terlengkapi, peralatan tak terbeli, serta pengadaan tenaga baik guru, pembina dan pelatih maupun karyawan akan mengalami kendala ketika terbentur masalah dana.
Akan tetapi masalah kekurangan dana sebenarnya bukanlah menjadi hal yang menghalangi sebuah madrasah untuk berprestasi. Karena masalah dana akan dapat dengan mudah digali dari konsumen (masyarakat) ketika sebuah madrasah memiliki nilai tawar yang tinggi. Ketika sebuah madrasah mampu menawarkan 'sesuatu' (prestasi dan prestise) kepada masyarakat, maka betapapun besar biaya yang dibebankan madrasah tersebut akan menjadi rebutan oleh konsumen.
Kesimpulan
- Madrasah unggulan adalah madrasah yang mampu mencetak lulusan yang berkualitas
Lulusan berkualitas atau unggulan adalah lulusan yang :
ý Memiliki sikap keagamaan yang lurus
ý Memiliki kepribadian yang utama
ý Memiliki jasmani yang kuat
ý Memiliki nilai akademik yang tinggi
ý Memiliki ketrampilan kerja khusus
ý Menguasai tekhnologi dan sarana informasi
ý Diterima di jenjang pendidikan favorit di atasnya
- Madrasah akan mencetak output yang unggul jika madrasah didukung berbagai faktor, yaitu :
ý Proses Belajar Mengajar yang tepat guna
ý Calon siswa (input) yang berkualitas
ý Guru profesional dan kompeten
ý Sarana dan prasarana yang memadai
ý Management berwawasan global, progresif, dan pandangan jauh ke depan
ý Ekstra kurikuler sebagai wadah bagi siswa untuk beraktualisasi diri
ý Adanya Partisipasi dari masyarakat
ý Anggaran sebagai penopang kegiatan
Semoga tulisan ini membawa manfaat untuk penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin ya Rabbal 'alamin.
Banjarnegara, 8 November 2012